twitter
rss

Ditulis di Rawajati dekat pabrik sepatu Kalibata Cililitan Jakarta. Disini saya berdiam dari 15 juli 1942 sampai dengan pertengahan tahun 1943, mempelajari keadaan kota dan kampung Indonesia yang lebih dari 20 tahun ditinggalkan. Waktu yang dipakai buat menulis Madilog, ialah lebih kurang 8 bulan dari 15 juli 1942 sampai dengan 30 maret 1943 (berhenti 15 hari), 720 jam, ialah kira-kira 3 jam sehari.

Buku yang lain ialah Gabungan Aslia sudah pula setengah di tulis. Tetapi terpaksa ditunda. Sebab yang pertama karena kehabisan uang. Kedua sebab sang Polisi, Yuansa namanya diwaktu itu, sudah 2 kali datang memeriksa dan menggeledah rumah lebih tepat lagi “pondok’’ tempat saya tinggal. Lantaran huruf madilog dan Gabungan Aslia terlampau kecil dan ditaruh di tempat yang tiada mengambil perhatian sama sekali, maka terlindung ia dari mata polisi. Terpeliharalah pula kedua kitab itu dan pengarangnya sendiri seterusnya dari mata dan tongkat kempei Jepang.

Lantaran hawa kediaman saya itu sudah agak panas dan bahaya kelaparan sudah mengintip, maka terpaksalah saya memberhentikan pekerjaan saya meneruskan menulis Gabungan Aslia. Saya bertualang di daerah Banten mencari nafkah sambil memperlindungkan diri pula.
Akhirnya saya dapat pekerjaan tetap di Tambang Arang, Bayah. Disinilah saya mendapat pekerjaan sedikit lebih tinggi dari romusha biasa, (maklumlah orang tak punya diploma dan surat keterangan!) sampai menjadi pengurus semua romusha dan penduduk kota Bayah dan sekitarnya dalam hal makanan, kesehatan, pulang-pergi dan sakit matinya romusha ribuan orang, dengan perantaraan kantor urusan prajurit pekerja.

Sebagai ketua Badan Pembantu Pembelaan (BPP) dan Badan Pembantu Prajurit Pekerja (BP3), saya akhirnya sampai dipilih menjadi wakil daerah Banten ke kongres Angkatan Muda yang dijanjikan di Jakarta, tetapi tak jadi itu (bulan Juni 1945). Disinilah saya berjumpa dengan pemuda seperti Sukarni, Chairul Saleh, dll. yang sekarang mengambil bagian dalam pergerakan Persatuan Perjuangan. Juga dengan pemuda lainnya umpamanya seorang jurnalis yang amat dikenal di sekitar Bayah ketika itu, tak lebih dan tak kurang dari Bang Bejat, alias Anwar Tjokroaminoto dan saudaranya. Resan minyak ke minyak, resan air ke air, kata pepatah.
Demikianlah pengarang ini yang pada masa Jepang itu memperkenalkan dirinya dengan nama ILJAS HUSSEIN, dengan jalan memutar sampai juga ke golongan yang dicari yang mulai mengambil bagian besar dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945, ialah golongan pemuda. Pekerjaan revolusioner di samping pemuda itu sampai sekarang terus berlaku, yakni Persatuan Perjuangan yang sudah mulai menulis sejarah. Atas permintaan pemuda pulalah Madilog sekarang akan disebarkan di antara mereka yang rasanya sanggup menerimanya.

Pena merayap di atas kertas dekat Cililitan, di bawah sayapnya pesawat Jepang yang setiap hari mendengungkan kecerobohannya di atas pondok saya. Madilog ikut lari bersembunyi ke Bayah Banten, ikut pergi mengantarkan romusha ke Jawa tengah dan ikut menggeleng-geleng kepala memperhatikan proklamasi Republik Indonesia. Di belakang sekali ikut pula ditangkap di Surabaya bersama pengarangnya, berhubung dengan gara-gara Tan Malaka palsu………………bahkan hampir saja Madilog hilang.

Baru 3 tahun sesudah lahirnya itu, Madilog sekarang memperkenalkan dirinya kepada mereka yang sudi menerimanya. Mereka yang sudah mendapat minimum latihan otak, berhati lapang dan seksama serta akhirnya berkemauan keras buat memahamkannya.

TAN MALAKA
Lembah Bengawan Solo, 15 Maret 1946.

Anda dapat membacanya secara online di Klik Disini
Atau Download di Klik Disini
Anda juga dapat membaca buku ini dengan datang langsung ke Rumah baca "Bukabuku" 
d/a Kontomulyo Paving Block Utara Pasar Badas
Jl. Jombang Ds. Badas, Kec. Badas, Kab. Kediri
CP : Ujang @ 081 794 19 266

Buku ini memamg menarik untuk dibaca. Membaca quotation-nya saja menarik. Salah satunya di sampul depan tertulis :

"Tak ada manusia yang paling kutakutkan selain mereka yang mereguk kebenaran dengan tergesa-gesa. Kebenaran yang tidak ditimbang-timbang. Kebenaran beku. Kebenaran yang hanya rindu bentuk rindu rupa dan karena itu sangat mengerikan. Aku takut dengan itu".

Amati penggalan cerita ini yang ada ditulis halaman sampul belakang :

"Orang-orang menyebutmu 'wali'. Kau mendiamkan. Kau adalah pencari. Kau adalah pengelanan. Dan didalamnya, kau temui ragam peristiwa dan kau dengar pelbagai kabar buruk dari petala langit"

Novel ini dapat anda baca di Rumah baca "Bukabuku". Katalog online "Bukabuku" di http://u74n6.0adz.com

Satu lagi karya Umberto Eco yang menarik untuk dibaca yaitu Novel "Baudalino". Berikut ringkasan cerita Baudalino yang saya ambil dari http://pojokbukubuku.blogspot.com.

Membaca Baudolino karya Umberto Eco, kita ditunjukkan kekayaan literatur abad pertengahan yang rinci. Membaca buku ini berarti mengakui bahwa Eco adalah seorang maestro dalam sejarah. Ini menunjukkan betapa sebuah paduan maut antara sejarawan, filsuf, linguis, dan pendongeng ulung bisa menghasilkan sebuah karya yang lengkap dan luar biasa. Bahkan Eco sampai menciptakan bahasa sendiri di buku ini (dalam bagian awal buku), yang membuat penerjemahan ke dalam bahasa apapun akan semakin rumit. Eco seakan melakukan eksperimen dengan bahasa dan interpretasinya.


Dalam novel ini, tokoh-tokoh dalam sejarah berhubungan dengan tokoh-tokoh fiktif karangan Eco. Mirip seperti Forest Gump abad pertengahan. Begitu piawainya Eco, sampai tokoh-tokoh sejarah kadang menjadi karakter dalam dunia dongeng, dan tokoh-tokoh fiktif menjadi seperti benar-benar ada dan pernah meninggalkan jejaknya di dunia. Tokoh dalam buku ini, Baudolino, bercerita tentang kehidupannya yang penuh pengalaman menarik kepada Niketas Choniates (tokoh sejarah), setelah Baudolino menyelamatkan Niketas dari para prajurit Perang Salib yang menyerang Konstantinopel (peristiwa aktual dalam sejarah, dimana Pasukan Perang Salib dari Kristen Roma menyerang kerajaan Kristen Byzantium di Konstantinopel, karena uang dan kekuasaan). Niketas melarikan diri dari Konstantinopel dibantu Baudolino, dan sepanjang pelarian, Baudolino bercerita mengenai hidupnya yang panjang.


Baudolino, bercerita kepada Niketas, lahir sebagai anak petani di Alessandria, Italia. Hidupnya berubah ketika dia diadopsi oleh Raja Jerman, Frederick I, Barbarossa (Si Janggut Merah) yang kemudian diangkat Paus Adrian IV menjadi Kaisar Roma. Frederick Barbarossa jarang sekali berada di istananya, selalu berkeliling Jerman, Italia, dan bagian Eropa lainnya untuk menaklukkan daerah tersebut. Baudolino ikut kemana dia pergi, sampai akhirnya Barbarossa mengirimnya sekolah ke Universitas Paris. Baudolino sebagai anak angkat yang disayangi lebih dari anak sendiri, mempunyai rasa bersalah terhadap Barbarossa, karena diam-diam jatuh hati dengan istri Barbarossa, Beatrice, ratu Burgundy yang cantik.


Di Paris dia berteman dengan beberapa orang yang setuju untuk ikut dengannya mencari kerajaan Kristen kuno yang dipimpin oleh Prester John, sebuah legenda tentang kerajaan kristen di timur. Prester John dalam legenda dikatakan sebagai keturunan Tiga Raja Magi, sebuah dongeng dalam Kristen dimana tiga raja Zoroaster dari timur datang melihat Yesus begitu dia dilahirkan. Baudolino pergi bersama Sang Penyair (tokoh sejarah), Kyot (tokoh sejarah, kelak menulis puisi terkenal mengenai grasal suci), Abdul (tokoh fiksi), Boron (kemungkinan Robert de Boron, penyair Perancis), Solomon (tokoh fiksi), dan Ardzrouni (tokoh fiksi). 


Mereka akhirnya melakukan perjalanan ke timur untuk menemukan bukti kerajaan Prester John. Dalam perjalanannya, mereka bertemu dengan berbagai makhluk aneh, sebagian ada dalam legenda, sebagian diciptakan oleh Umberto Eco sendiri. Sebelum mencapai kerajaan Prester John, mereka bertemu dengan kerajaan Diakon Johannes, yang terkena kusta.


Baudolino bertemu dengan wanita yang bercengkerama dengan Unicorn bernama Hypatia, anggota dari sebuah kaum di hutan yang kesemuanya adalah wanita. Kaum yang semua anggotanya bernama Hypatia itu adalah keturunan dari murid Hypatia, seorang filsuf dan ahli matematika yang cantik yang hidup pada abad 4. Seperti kita ketahui dalam sejarah, Hypatia tinggal di Alexandria (Mesir) yang dikuasai oleh Kristen Roma, kemudian dibunuh oleh penduduk Kristen di jalan karena dianggap penghasut agama, dengan cara ditelanjangi, dikuliti, diukirkan tulisan di dagingnya, kemudian dibakar. Pengikutnya pun diburu untuk dieksekusi.


Dalam novel ini, Baudolino yang hidup di abad 11 bertemu dengan keturunan murid Hypatia yang melarikan diri di tengah hutan, jauh di timur. Mereka memutuskan segala hubungan dengan dunia luar, hidup dengan ajaran dari Hypatia, dan memilih nama yang sama untuk semua orang, termasuk Hypatia, kekasih Baudolino. Hypatia, kekasih Baudolino, belakangan ketahuan bahwa ternyata dia memiliki tubuh wanita yang rupawan tapi berkaki kambing.


Baudolino dan pengikutnya juga terlibat pertempuran besar dengan bangsa asing berwajah kuning yang agresif yang disebut dengan orang-orang Hun Putih. Orangh-orang Hun Putih itu menang, dan Baudolino dan kawan-kawan berhasil melarikan diri melalui burung raksasa yang akhirnya membuat mereka terdampar di Konstantinopel.


Dongeng dalam buku ini sangat menawan, karena Umberto Eco fasih bicara sejarah. Ada baiknya Anda membaca buku ini didampingi buku sejarah Eropa Abad Pertengahan, dan Anda akan menemukan fakta-fakta historis yang menarik. Buku ini sarat dengan sejarah perkembangan agama Kristen, tapi tetap saja menarik untuk dibaca seorang Muslim seperti saya.


Eco seakan mengatakan bahwa penulisan sejarah selalu subyektif, tak melulu potret sebuah masa tertentu dari masyarakat tertentu. Adalah menarik memperhatikan bagaimana sejarah terjadi dan sejarah ditulis. Membaca novel ini, saya mendapatkan kesan seakan Eco berusaha untuk menihilkan sejarah, sekaligus menyejarahkan yang nihil. Buku ini dapat membuat orang yang mengimani sesuatu mempertanyakan sendiri keimanannya. Surat dari Prester John untuk Kaisar Byzantium yang benar-benar beredar dalam sejarah, dalam buku ini diceritakan ditulis oleh Baudolino sendiri, sebelum akhirnya dicuri.


Relikui suci yang sering ditemukan dalam dunia Kristen, ternyata dalam buku ini dengan mudah dipalsukan, termasuk kain kafan di Turin yang disebut-sebit sebagai kain kafan Yesus, dalam buku ini diceritakan didapatkan Baudolino dari seorang diakon yang terkena lepra. Kerangka tiga Raja Magi yang disimpan di Milan saat ini dalam cerita ini merupakan rekayasa Baudolino yang cerdas untuk menaikkan pamor ayah angkatnya, Barbarossa. Dalam novel ini dijelaskan, mengapa sekarang ada kepala Johannes Pembaptis disimpan di Roma, sekaligus di Munich, juga di Istambul, di sebuah gereja di Mesir, dan lain-lain. Baudolino dan teman-temannya memalsukan banyak sekali kepala Johannes Pembabtis untuk dijual.


Yang mana yang sejarah, yang mana yang karangan, tidak terlalu penting bagi saya, karena pasti berbeda pula bagi Eco sendiri. Sejarah telah tertulis, entah benar atau fiksi. Barbarossa mati secara tragis, entah kecelakaan murni atau dibunuh, biarkan menjadi misteri. Baudolino mungkin fiksi. Mungkin saja pernah ada.

Anda bisa membaca Baudolino karya Umberto Eco ini di Rumah Baca "Bukabuku" Badas. Lihat katalognya http://u74n6.0adz.com.





Judul Buku : Tokoh Besar di Balik Layar, Biografi Alm. KH. Idris Kamali.
Penulis       : Fathurrahman Karyadi dkk.
Penerbit     : Pustaka Tebuireng, 2010.









Beliau bernama KH.Idris bin Kamali bin Abdul Jalil Assyarbuni adalah santri Cirebon yang belajar langsung dengan pendiri pon-pes Tebuireng Hadrotus Syeck Hasyim As’ari, berkat ketekunan dan kegigihan serta ta’zhim yang mendalam terhadap Gurunya Kh.Idris Kamali mampu mengusai berbagai disiplin ilmu terutama yang berkenaan dengan Gramatika Bahasa Arab (Syarah Ibnu Aqil, mantik dll) semuanya hapal diluar kepala. Dan sudah menjadi Tradisi di lingkungan Pesantren seorang santri sebelum kembali kedaerah asalnya harus mengajar dahulu Di pesantren Gurunya Tersebut. Kh.Idris pun mengajar di Tebuireng dan tinggal di lingkungan pesantren hingga beberapa waktu lamanya. Baginya Mengajar di Tebuireng adalah keharusan sebagai bentuk ta’zhim kepada Gurunya KH.Hasyim As’ari yang telah mengajarkan ilmu kepadanya dan Beliau merasa hutang Ilmu kepasda gurunya, hingga akhirnya Gurunya Kh.Hasyim As’ari menikahkan beliau dengan anaknya yang bernama Nyai Azzah.
Sepanjang Waktu Kh.Idris mengabiskan waktunya untuk mengajar dan beliau tidak mau mensia-siakan waktu untuk hal-hal yang tidak berguna beliau lebih senang mengajar di Masjid daripada mengajar di Madrasah yang telah disiapkan oleh pihak yayasan, alasan Beliau lebih memilih dimasjid daripada di Madrasah karena beliau ingin mendapat dua pahala yaitu pertama pahala i’tikaf dan kedua pahala mengajar. Metode yang sering digunakan Kh Idris dalam mengajar adalah Metode Sorogan ( santri membaca Kitab kehadapan gurunya dan gurunya menyimak bacaan santri ) dan metode seperti ini walaupun terkesan klasik namum memliki tingkat keberhasilan yang sangat besar, santri trampil dalam membaca kitab . Menurut Kh Idris Kamali “santri yang mengikuti pengajian Bandongan ( Guru membaca murid meyimak sambil memberi catatan di kitab ) yang semakin pintar itu justru gurunya. Disamping itu pula Kh Idris sangat mencintai murid-muridnya beliau selalu mengajak murid-muridnya untuk melaksanakan amalan sunnah seperti Puasa Senin kamis, Puasa rajab bahkan meganjurkan santrinya untuk mendirikan sholat malam.Disaat beliau melaksanakan Sholat malam beliau selalu membayangkan murid-muridnya satu persatu lalu didoakan agar murid-muridnya mempunyai ilmu yang bermamfaat.
KH.Idris mempunyai kebiasaan Unik , beliau senang memelihara Hewan-hewan ternak seperti Sapi, kambing Bebek dll, Kegemaran tersebut bukan untuk mencari kekayaan semata tapi digunakan untuk sedekah kepada orang lain, kadang kala beliau memberikan Susu Perahan sapi kepada Dewan Guru di lingkungan Tebuireng, bahkan ketika cucu gurunya menikah( Gus Dur) ,Kh Idris memberikan dengan ikhlas beberapa ekor kambingnya untuk acara Walimahan Cucu Gurunya.
Ada cerita yang berkembang dalam lingkungan masyarakat Tebuireng tentang hewan-hewan piaraan Kh Idris. Umumnya masyakat percaya bahwa bila hewan-hewan piaraan KH.Idris yang memakan tanaman atau dagangan miliknya maka oleh siempuh akan dibiarkan saja hewan-hewan tersebut memakannya. Dan mereka menganggap bahwa Hewan tersebut akan memberikan berkah tersendiri bagi mereka.Menurut Penuturan Murid beliau, bahwa Kh Idris adalah Seorang Wali Mastur , Alloh Menutup Kewaliaan Beliau dengan keilmuaanya, sehingga tidak tampak Karomah dalam diri Kh Idris. Jika beliau menemukan masalah yang sangat Pelik beliau akan merujuk kepada Kitab dan Anehnya Isi kitab tersebut sesuai dengan persoalan yang beliau hadapi. Salah satu Murid Kesayangan Beliau yang sekarang menjadi Ulama ternama di jakarta adalah KH.Abdul Hayyin Nm Cipete , sewaktu menjadi santrinya Kh.Abdul hayyie yang selalu mencukur Rambut Beliau, bahkan Kh Idris kamali melarang Abdul Hayyie untuk pulang kerumah bahkan Kh Idris Pula yang memenuhi kebutuhannya. Sungguh besar Perhatian dan cinta Beliau Kepada murid-muridnya.

Silahkan datang ke Rumahbaca Bukabuku untuk membaca buku ini.

Nama lengkap Umar bin Khattab bin Nafiel bin abdul Uzza, dilahir di Mekkah, dari Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy. Ayahnya bernama Khaththab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim. Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Muhammad yaitu Al-Faruq yang berarti orang yang bisa memisahkan antara yang haq dan bathil.
Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis yang pada masa itu merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga dikenal, karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.
Sebelum memeluk Islam, sebagaimana tradisi kaum jahiliyah mekkah saat itu, Umar mengubur putrinya hidup-hidup. Sebagaimana yang ia katakan sendiri, "Aku menangis ketika menggali kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir janggutku".
Mabuk-mabukan juga merupakan hal yang umum dikalangan kaum Quraish. Beberapa catatan mengatakan bahwa pada masa pra-Islam, Umar suka meminum anggur. Setelah menjadi muslim, ia tidak menyentuh alkohol sama sekali. Tetapi, setelah masuk Islam, belum diturunkan larangan meminum khamar (yang memabukkan) secara tegas.
Ketika ajakan memeluk Islam dideklarasikan oleh Nabi Muhammad SAW, Umar mengambil posisi untuk membela agama tradisional kaum Quraish (menyembah berhala). Pada saat itu Umar adalah salah seorang yang sangat keras dalam melawan pesan Islam dan sering melakukan penyiksaan terhadap pemeluknya.
Dikatakan bahwa pada suatu saat, Umar berketetapan untuk membunuh Muhammad SAW. Saat mencarinya, ia berpapasan dengan seorang muslim (Nu'aim bin Abdullah) yang kemudian memberi tahu bahwa saudara perempuannya juga telah memeluk Islam. Umar terkejut atas pemberitahuan itu dan pulang ke rumahnya.
Di rumah Umar menjumpai bahwa saudaranya sedang membaca ayat-ayat Al Qur'an (surat Thoha), ia menjadi marah akan hal tersebut dan memukul saudaranya. Ketika melihat saudaranya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat. Ia kemudian menjadi sangat terguncang oleh isi Al Qur'an tersebut dan kemudian langsung memeluk Islam pada hari itu juga.


Ada pepatah mengatakan "bisnis usia belia, muda kaya raya, tua makin kaya, mati masuk surga". Semua orang pasti mau. Orang pinter punya pendapat "sukses di usia tua itu biasa", tapi kalau orang kreatif pasti punya pendapat "sukses muda itu baru luar biasa".

Buku ini sengaja didedikasikan untuk pejuang muda yang siap meraih kesuksesannya di usia belia, yang kata kebanyakan orang mustahil didapetin kaum-kaum seumur jagung. Nah, di buku ini generasi muda diajak lebih ekstrem dan berani menaklukkan dunia dengan kemampuan dahsyatnya.


Lima jurus maut jadi pengusaha muda sukses adalah :
  1. Buat bom atom versi otak kanan
  2. Gunakan faktor kali
  3. Giant networking
  4. Kekuatan doa
  5. Penghargaan untuk setiap kesuksesan.
Akhir kata, sebagus apapun buku ini, jika tanpa ada action dari pembaca untuk menempuh jalan kesuksesan maka tiada maknanya.

Ingin lebih detail buku ini, silahkan datang ke Rumahbaca Bukabuku Badas.
Pembelian online klik di sini

Alhamdulillah...Tiada kata terindah yang pantas diucapkan selain alhamdulillah. Rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan kenikmatan kepada kita semua. Shalawat kepada junjungan umat Islam Nabi Muhammad SAW.

Saat yang indah dan bahagia dikala dapat mewujudkan Rumahbaca Bukabuku, sebuah perpustakaan umum yang menyediakan berbagai macam literatur. Impian yang sudah saya inginkan sejak dulu akhirnya terwujud. Satu demi satu buku saya kumpulkan mulai tahun 2001. Keinginan ini muncul ketika datang ke Jogja bermalam di Masjid Nurul Iman. Di sudut kamar Takmir yang dihuni Bang Ghazout terdapat tatanan buku yang rapi dalam rak yang menggantung di dinding. Jumlahny hanya puluhan. Tapi bagi saya ini memberikan semacam rasa wah. Wow keren. Saat itu juga saya ingin memiliki ribuan koleksi buku. Entah dibaca apa tidak, yang penting saya punya koleksi buku.
Satu persatu buku saya beli. Baik itu buku yang ada hubungannya dengan kuliah, maupun buku-buku umum lainnya. Dalam rentang waktu 7 tahun, dari 2001 sampai 2007, saya berhasil membawa pulang 11 kardus aqua yang berisi buku. Perburuan buku dilanjutkan selama saya menempuh pendidikan magister di Jakarta. Selama 4 tahun di Jakarta, 2 tahun kuliah dan 2 tahun kerja, saya juga berhasil mengumpulkan 11 kardus aqua yang berisi buku. Kebanyakan temanya adalah ekonomi, ekonomi syariah dan perbankan syariah, karena memang konsentrasi yang saya ambil adalah ekonomi syariah.

Rumahbaca Bukabuku memberikan kesempatan kepada khalayak umum untuk menikmati/membaca koleksi buku. Bukabuku dilengkapi fasilitas internet.

Rencana ke depan, Bukabuku akan mengadakan dan menyediakan tempat untuk kajian, dialog, bedah buku, seminar bagi siapa saja. Pun akan ada pemutara film.

Untuk informasi lebih lanjut hubungi :
Ujang Syahrul M
Email : u74n6@yahoo.com
Hp   : 081 794 19 266
Tlp  : 0354 - 392 767

Rumahbaca Bukabuku adalah perpustakaan umum yang terleta di Ds. Badas. Kec. Badas, Kab. Kediri Jawa Timur. Bukabuku merupakan media bagi masyarakat umum untuk mencari pengetahuan dari buku-buku yang kami sediakan. Bukabuku menyediakan literatur dari berbagai disiplin ilmu; politik, sosial, agama, kebudayaan, bahasa, sastra, dan ekonomi. Silahkan datang ke alamat Bukabuku : Jl. Jombang 130, KM. 22, Badas, Kediri. Info lebih lanjut Hubungi Ujang Syahrul M, Tlp : 081 794 19 266